Maratua, Laut Biru, dan Bintang-Bintang yang Menghiasinya

Maratua – Pulau yang berjarak 1.5 jam dari pulau derawan ini menjadi terkenal karena keindahan pantai dan villa-villa yang menghiasi area pantai pulau maratua. Berbeda dengan pulau derawan yang lebih banyak penduduk, pulau maratua lebih sepi dan hanya ada 1 penginapan diatas air disana. Selebihnya homestay di rumah penduduk.

Maratua Paradise Resort
Dermaga Memasuki Area Water Villa

Pulau ini hanya ada sinyal dari provider Telkomsel. Listrik tidak 24 jam, tetapi di Maratua Paradise Resort kita tetap bisa menggunakan listrik 24 jam karena mereka memiliki genset. Memang belum banyak pembangunan disini tapi bukan berarti pulau ini tidak maju.

Dengan berbagai keterbatasan ini saya merasa diuntungkan. Sadarkah kita, kadang kurang menikmati liburan karena lebih memprioritaskan ke-eksis-an kita di dunia maya, sibuk dengan gadget masing-masing? Tanpa sinyal internet disini kita jadi lebih menikmati setiap waktu bermain air memikiran, “mau upload dulu dong” atau “mau check – in dulu dong biar eksis” Kemajuan teknologi memang membantu kita memudahkan mencari informasi dan sebagainya tapi efek negatifnya kita menjadi kurang berinteraksi dengan orang disekeliling kita.

Maratua paradise resort merupakan penginapan yang dimiliki oleh orang Malaysia. Di Maratua Paradise Resort ini memiliki 2 pilihan penginapan yaitu

  1. Water Villa ; penginapan villa yang berada di atas air 
  2. Beach Challet ; penginapan yang berada di pinggir pantai

Penginapan di water villa ini terdapat 10 villa di atas air. Setiap tamu disini mendapat fasilitas berupa makan 3x sehari dari pihak resort karena di pulau maratua tidak ada warung kecuali diperkampungan penduduk. Untuk pengunjung yang tidak menginap dan ingin memasuki area water villa ini dikenakan tarif IDR 30.000 per orang.

Water Villa No. 8
Teras di depan Kamar
Area penginapan beach challet ini berada di pinggir pantai yang letaknya di belakang bangunan water villa. ada 5 villa di area beach challet tetapi fasilitas yang di dapatkan tetap sama yaitu makan 3x sehari dari pihak resort.
Area Beach Challet
Villa di area Beach Challet
Siang itu, setelah perjalanan dari pulau kakaban kita sampai di Pulau Maratua. Di sambut oleh Pak Erwin sang pengelola villa, kita diantar ke kamar yang sudah kita pesan. Spot paling diminati disana adalah water villa no. 8 dan 9 karena berada di dekat dermaga. Pagi hari banyak penyu yang berenang ke sekitar dermaga untuk mencari makan.

Kamar di Water Villa
Kamar di Water Villa

Kondisi air laut di siang hari di Pulau maratua ini berbeda dengan menjelang sunset karena siang hari air laut surut. Tapi berbeda saat air mulai memenuhi area pinggir pantai di maratua paradise resort, ikan-ikan ikut berenang menghiasi area dibawah villa-villa penginapan kita.

Water Villa saat air surut di siang hari
Water Villa saat air pasang di sore hari

Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, menjelang sore hari setelah sunset, air laut mulai memenuhi area dibawah villa kami. Banyak ikan-ikan yang ikut berenang beriringan dengan air laut yang mulai meninggi di area villa kami.
Kita menjadi bersemangat kembali kekamar untuk memompa pelampung kasur untuk bermain air di area villa.

Memompa pelampung sandal
Petualang Sandal Jepit

Sunset sudah lewat, langit mulai gelap dan kita akan berjalan kepinggir pantai untuk bermain bersama pelampung yang baru saja kita pompa. Jarak antara water villa dengan pinggir pantai (lokasi beach challet) lumayan jauh.

Suasana Langit setelah sunset

“Kita loncat langsung aja dari jembatan ini, ga usah jalan jauh-jauh ke pinggir pantai, toh nanti basah juga” teriak si Harris.
Aku yang memang takut ketinggian, mulai ragu untuk mengikuti ajakannya.
“yang bener aja, tar kalo ketinggian pas loncat kakinya kepentok dasar, seremmm”

Lalu ga lama tanpa ba bi bu akhirnya Byuuuuurrrr . . .  Harris jadi orang pertama diantara kita yang loncat ke air.
Selanjutnya dengan sedikit ragu-ragu yudheng mau meloncat. Tapi loncatannya batal karena ada penyu yang kebetulan berenang dibawah jembatan tempat kita akan loncat.
Byuuuuurrrr . . . suara hempasan air saat yudheng sudah loncat. Dan karena sudah ada 2 orang yang loncat akhirnya aku dan Vivi menyusul dan ternyata serruuuuuu! 

Langit mulai gelap

Awan semakin gelap, ga banyak lampu di area water villa membuat bintang-bintang terlihat lebih bersinar. Sambil tiduran diatas kasur angin, mata ini tak ingin berkedip mengagumi keindahan malam di pulau maratua. 
Air yang tenang di sekitar villa di Pulau Maratua ini, membuat saya ga takut untuk berlama-lama diatas pelampung sambil menikmati bintang menghiasi langit.

Pengalaman ini jarang bisa dirasakan walaupun kita wisata ke pantai karena kondisi ombak dan air laut di masing-masing pantai berbeda. Tetapi di maratua ini airnya sangat tenang dan kita bisa menikmati berlama-lama diatas air tanpa takut terbawa ombak ke tengah.

Setiap menikmati keindahan alam saya selalu berimajinasi. Dan kali ini diatas pelampung air ini, saya berpikir kalau seperti di film-film di shooting dan jarak shotnya semakin lama semakin menjauh, saya ini sedang berada di pulau kecil di ujung kalimantan yang mungkin saja pulaunya tidak terlihat saat peta mulai di zoom out.

“seru juga ya ko” kataku pada yudheng yang mengapung bersandar di pelampungku. Kalau dipikir-pikir lagi ya ko, sekarang ini mungkin temen-temen kantor lagi melewati kemacetan ibu kota untuk pulang ke kos, dan mungkin saudara kita ada yang lagi makan malam diatas meja makan, melakukan rutinitas mereka, dan bahkan pengunjung water villa lainnya mungkin sedang makan malam di area resto water villa.

Sedangkan kita, malem-malem masih main air, tidur diatas pelampung air di pantai yang luas banget dan cuma ada kita berempat yang “aneh-aneh” main air malem hari gini. Ngapain cobaaaa??

“justru itu seru nya tooo” kata yudheng. Kalau liburan biasa-biasa aja ya ga ada ceritanya! kan jarang tu kita lihat bintang-bintang sambil santai-santai main air gini.

Menerbangkan Lampion

Setelah puas memandang bintang dari atas air, kita makan malam dan menerbangkan lampion harapan. Semoga tahun depan kita bisa berpetualang bersama lagi, mengexplore keindahan Indonesia.

Setelah makan malam, kali ini kita menuju dermaga di Turtle Point karena belum puas menikmati langit malam itu di Maratua. Langit jam 11.00 malam itu tetap terang dengan bintang yang bertaburan di langit Maratua.

Dermaga
Talking to the Moon

Lagi-lagi alarm berbunyi pukul 05.00 pagi. Dengan penuh semangat kita bangun menuju dermaga untuk melihat sunrise. Selalu ada alasan untuk bangun pagi, disini, tidak untuk bangun pagi saat berangkat kerja hahaha

Memanfaatkan hari terakhir di pulau maratua ini, kita bermain air lagi di area sekitar villa sebelum air kembali surut. Air terlihat biru indah saat matahari mulai menyinari laut maratua.

Pagi itu kita bermain di pinggir pantai di sekitar area beach challet. Sambil bersantai-santai diatas pelampung air sebelum air kembali surut. Setelah air mulai surut kita menyewa motor ditemani oleh pak erwin, pengelola water villa untuk menuju blue cave di daerah payung-payung di pulau maratua.

Hujan mengguyur Pulau maratua sepulang dari blue cave, Setelah berberes kita menuju resto karena makan siang kita telah siap, sambil menikmati makanan di resto water villa kita menyantap makan siang yang sudah disiapkan. Lalu kita menggendong ransel masing-masing menuju boat untuk kembali ke pulau derawan.

Area resto outdoor

Note : 

  1. Tarif penginapan water villa IDR 770.000 per orang per malam
  2. Tarif beach challet IDR 660.000 per orang per malam
  3. Harga sudah termasuk makan 3x sehari dari Maratua Paradise Resort
Walaupun lebih murah di beach challet, saran saya lebih baik menginap di water villa karena suasana yang ditawarkan jauh berbeda dengan di beach challet. Paling tidak menginap 1 malam saat anda mengunjungi derawan dan maratua.
 
Bila ingin mengisi 1 villa untuk 3 orang, tarif tetap dihitung berdasarkan jumlah orang bukan jumlah kamar yang disewa.


Baca Cerita Lainnya :

Tagged : / / / / / / / / /

Berenang bareng ubur-ubur Kakaban

Kakaban – Dibalik rimbunnya pohon di Pulau ini, ada danau yang merupakan tempat hidup dan berkembangbiaknya para ubur-ubur yang tidak menyengat. Pengunjung pulau kakaban bisa berenang bebas dengan ubur-ubur didalam danau tersebut.

Gerbang Masuk Danau Kakaban


Siang itu, setelah dari pulau sangalaki kita lanjut menuju pulau kakaban. Jalan menuju danau ini sudah terbuat dari jembatan kayu yang memudahkan pengunjung berjalan sampai ke pinggir danau. Kita harus membayar biaya masuk ke pulau ini sebesar IDR 20.000 per orang.

Ubur-ubur yang paling banyak di danau kakaban ini adalah ubur-ubur yang berwarna oranye ini. tapi ternyata didalam danau ini ada jenis ubur-ubur lain yang berwarna bening dan di bagian tengahnya berwarna biru. Sayangnya ubur-ubur bening ini susah terlihat dari hasil foto yang saya ambil.

ubur-ubur berwarna bening

Pengalaman menyenangkan di kakaban karena baru pertama kali snorkeling dengan banyak ubur-ubur yang lucu dan menyerupai jelly saat disentuh. Ubur-ubur ini sama sekali ga berbahaya untuk didekati bahkan kita pegang.

Setelah puas berenang bersama ubur-ubur dan puas berfoto-foto, kita berjalan keluar menuju gerbang masuk Pulau Kakaban. Disana ada warung penjual kelapa muda. Sambil santai melihat deburan ombak, kami menikmati kelapa muda segar.

Foto di dermaga pulau kakaban
Perjalanan menuju Maratua

Baca Cerita Lainnya :

Tagged : / / / / / / / /